MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
KELOMPOK
INVESTIGASI (Group Investigation) dan
TPS (Think Pare Share)
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah
PEMBAHARUAN
PEMBELAJARAN SD
yang
dibimbing oleh:
Dosen:
Drs. Mastar Asran, M.Pd
Disusun
oleh:
Utami
Rukmaliani (F37012031)
Kelas:
5A Reguler A
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
Hadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita, dan
tidak lupa pula
kami mengucapkan Do’a
beserta salam kepada
Nabi junjungan kita
yakni Nabi Muhammad
SAW yang telah
membawa kita dari
alam yang tidak
berpendidikan ke alam
yang berpendidikan, seperti yang
dapat kita rasakan
sekarang ini.
Tidak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terkait dan membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, yakni:
1.
Tuhan Yang Maha Esa
2.
Drs.
Mastar Asran, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Pembaharuan Pembelajaran SD.
3.
Orang tua saya yang
selalu mendukung.
4.
Teman-teman yang selalu
memberikan dukungan, kritikan, dan
saran.
Kami menyusun Makalah Model-Model Pembelajaran Kooperatif tipe Kelompok
Investigasi (Group Investigatition)
dan TPS (Think Pare Share) ini bertujuan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Pembaharuan Pembelajaran SD
dan agar bisa dimanfaatkan ke arah yang lebih baik bagi pembacanya.
Dalam penulisan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki, maka dari itu kami senantiasa menerima
kritikan dan saran dari pembaca Makalah ini.
Pontianak, 5 November 2014
Kelompok
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
............................................................................. 1
A.
Latar Belakang
..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah
................................................................................ 1
C.
Tujuan Penulisan
................................................................................... 2
D.
Manfaat Penulisan
................................................................................ 2
BAB II MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ................... 3
A.
Kelompok
Investigasi (Group Investigation)
...................................... 3
B.
TPS (Think Pair
Share) ....................................................................... 5
BAB III PENUTUP
...................................................................................... 7
A.
Kesimpulan
......................................................................................... 7
B.
Saran
.................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dan mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancangan pembelajaran
Guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Secara
luas, Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan
deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,
rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program
multi media, dan bantuan belajar melalui program komputer.
Secara
implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya
dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang
satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
Model-model
pembelajaran terdiri dari model belajar kolaboratif (collaborative learning), belajar kuantum (quantum learning), belajar kooperatif (cooperative learning) dan belajar tematik. Di sini lebih membahas
kepada belajar kooperatif (cooperative
learning).
Pembelajaran
kooperatif pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif dapat juga diartikan sebagai
suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota
kelompok.
Dalam
pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan,
diantaranya: Student Team Achievemen Division (STAD), Jigsaw, Investigasi Kelompok
(Group Investigation), TPS (Think Pairs Share), Rotating Trio
Exchange, dan Group Resume. Pembelajaran kooperatif yang akan dibahas di sini
adalah Investigasi Kelompok (Group
Investigation) dan TPS (Think Pare Share).
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang terdapat dari latar belakang di atas, yaitu:
1.
Bagaimana model Pembelajaran
Kooperatif (cooperative learning)
variasi Investigasi Kelompok (Group
Investigation)?
2.
Bagaimana model Pembelajaran
Kooperatif (cooperative learning)
variasi TPS (Think Pairs Share)?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan yang didapat dari rumusan masalah di atas, yaitu:
1.
Memahami model Pembelajaran
Kooperatif (cooperative learning)
variasi Investigasi Kelompok (Group
Investigation).
2.
Memahami model Pembelajaran Kooperatif
(cooperative learning) variasi TPS (Think Pairs Share).
D.
Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat penulisan dari makalah ini baik untuk penulis maupun pembaca, yaitu:
1.
Agar dapat mengetahui model
Pembelajaran Kooperatif (cooperative
learning) variasi Investigasi Kelompok (Group
Investigation) dan variasi TPS (Think
Pairs Share) yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar.
2.
Agar dapat mengaplikasikan di masa
yang akan datang.
BAB II
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
A.
Investigasi Kelompok (Group
Investigation)
Investigasi
kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan
paling sulit untuk diterapkan. Model ini pertama kali dikembangkan pertama kali
oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh
Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa
terlibat dalam perencanaan baik topik yang akan dipelajari dan bagaimana
jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur
kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru.
Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan
proses kelompok.
Dalam
implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok di sini
dapat dibentuk, dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang
sama dalam topik tertentu. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan
laporannya kepada seluruh kelas.
Model
kooperatif tipe investigasi kelompok (group
investigation) dengan Sintak, yaitu:
1.
Pengarahan,
2.
Membuat kelompok heterogen dengan
orientasi tugas,
3.
Rencanakan pelaksanaan investigasi,
4.
Tiap kelompok menginvestigasi proyek
tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan
jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin
sekolah, banyak guru dan staf sekolah).
5.
Pengolahan data penyajian data hasil
investigasi,
6.
Presentasi,
7.
Kuis individual,
8.
Buat skor perkembangan siswa,
9.
Umumkan hasil kuis,dan
10.
Berikan reward.
Jadi, metode
investigasi kelompok (group investigation)
merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil di mana siswa
bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, dan diskusi
kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas.
Tabel:
Perbandingan Pendekatan Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan
Struktural.
Pendekatan Unsur
|
Kelompok Penyelidikan
|
Pendekatan Struktural
|
Tujuan Kognitif
|
Informasi
akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
|
Informasi
akademik sederhana
|
Tujuan Sosial
|
Kerja
sama dalam kelompok kompleks
|
Keterampilan
kelompok dan sosial
|
Struktur Kelompok
|
Kelompok
belajar homogen dengan 5-6 orang anggota
|
Bervariasi
berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 orang anggota
|
Pemilihan Topik
|
Biasanya
siswa
|
Biasanya
guru
|
Tugas Utama
|
Siswa
menyelesaikan inkuiri kelompok
|
Siswa
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan baik sosial maupun kognitif
|
Penilaian
|
Menyelesaikan
proyek dan membuat laporan, dapat menggunakan tes esai
|
Bervariasi
|
Pengakuan
|
Lembar
pengakuan dan publikasi lain
|
Bervariasi
|
Sharan,
dkk. (1984) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok
meliputi 6 (enam) fase.
1.
Memilih Topik
Siswa
memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan
oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota
tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi
kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.
2.
Perencanaan Kooperatif
Siswa dan guru
merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten
dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.
3.
Implementasi
Siswa
menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan
pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas
dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda
baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan menawarkan bila diperlukan.
4.
Analisis dan sintesis
Siswa
menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan
merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara
yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan di seluruh kelas.
5.
Presentasi hasil final
Beberapa
atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik
kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang saling terlibat satu sama
lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasikan
dikoordinasi oleh guru.
6.
Evaluasi
Dalam hal
kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan
guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu
keseluruhan. Evaluasi yang dapat dilakukan berupa penilaian individual atau
kelompok.
B.
TPS (Think Pair Share)
Strategi
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Strategi Think Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan
waktu tunggu.
Pertama
kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai
dengan dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu
cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan
asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think
Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, untuk
merespons, dan saling membantu.
Model
pembelajaran ini tergolong tipe kooperatif dengan Sintak, dengan tahap:
1.
Guru menyajikan materi klasikal,
2.
Berikan persoalan kepada siswa dan
siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs),
3.
Presentasi kelompok (share),
4.
Kuis individual,
5.
Buat skor perkembangan siswa,
6.
Umumkan hasil kuis, dan
7.
Berikan reward.
Metode
pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit
memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam
tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berpikir, menjawab, dan saling
membantu satu sama lain).
Guru
memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau
situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru menginginkan siswa
mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru
memilih menggunakan Think Pair Share untuk membandingkan tanya jawab kelompok
keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah (fase) seperti berikut:
1.
Berpikir (Thinking)
Guru
mengajukan suatu pernyataan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan
meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban
atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan
bukan bagian berpikir.
2.
Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya
guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka
peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika
suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah
khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4
atau 5 menit untuk berpasangan.
3.
Berbagi (Sharing)
Pada
langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan
kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan
dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan
mendapat kesempatan untuk melaporkan. Dikutip Arends (1997) disadur
Tjokrodiharjo (2003).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Investigasi
kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan
paling sulit untuk diterapkan. Model ini pertama kali dikembangkan pertama kali
oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh
Sharan dari Universitas Tel Aviv.
Dalam implementasi tipe investigasi kelompok
guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang
heterogen. Kelompok di sini dapat dibentuk, dengan mempertimbangkan keakraban
persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya ia
menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
Sharan,
dkk. (1984) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok
meliputi 6 (enam) fase yakni: memilih topik, perencanaan kooperatif,
implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil nilai, dan evaluasi.
Strategi
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Strategi Think Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan
waktu tunggu.
Pertama
kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai
dengan dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu
cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Guru
memilih menggunakan Think Pair Share untuk membandingkan tanya jawab kelompok
keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah (fase) seperti berikut: berpikir
(thinking), berpasangan (pairing), dan berbagi (share).
B.
Saran
Sebagai
calon pendidik hendaknya kita memahami kedua metode di atas yakni metode
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
dan TPS (Think Pair Share) agar kita dapat mengefisienkan pembelajaran di kelas
dan membuat peserta didik dapat memahami pelajaran yang disampaikan dengan
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Faiq. (2013). Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif
untuk Diterapkan Di Kelas Anda. (Online).
(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/02/tipe-model-pembelajara-kooperatif.html?=1,
dikunjungi 4 November 2014).
Suyatno.
(2009). Menjelajah Pembelajaran
Inovatif. Sidoarjo, Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka.
Trianto.
(2010). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar