Senin, 15 Juni 2015

Group Investigation dan Think Pare Share



MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

KELOMPOK INVESTIGASI (Group Investigation) dan

 TPS (Think Pare Share)

MAKALAH



Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN SD

yang dibimbing oleh:

Dosen: Drs. Mastar Asran, M.Pd



Disusun oleh:

Utami Rukmaliani (F37012031)

Kelas: 5A Reguler A



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang  telah  memberikan  Rahmat  dan  Hidayah-Nya  kepada  kita,  dan  tidak  lupa  pula  kami  mengucapkan  Do’a  beserta  salam  kepada  Nabi  junjungan  kita  yakni  Nabi  Muhammad  SAW  yang  telah  membawa  kita  dari  alam  yang  tidak  berpendidikan  ke  alam  yang berpendidikan,  seperti  yang  dapat  kita  rasakan  sekarang  ini. 
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini, yakni:
1.             Tuhan Yang Maha Esa
2.              Drs. Mastar Asran, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Pembaharuan Pembelajaran SD.
3.             Orang tua saya yang selalu mendukung.
4.             Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, kritikan, dan saran.
Kami menyusun Makalah Model-Model Pembelajaran Kooperatif tipe Kelompok Investigasi (Group Investigatition) dan TPS (Think Pare Share) ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Pembaharuan Pembelajaran SD dan agar bisa dimanfaatkan ke arah yang lebih baik bagi pembacanya.
Dalam penulisan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki, maka dari itu kami senantiasa menerima kritikan dan saran dari pembaca Makalah ini.


Pontianak, 5 November 2014

Kelompok 4


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .....................................................................................   i
DAFTAR ISI ..................................................................................................   ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................   1
A.           Latar Belakang .....................................................................................   1
B.            Rumusan Masalah ................................................................................   1
C.            Tujuan Penulisan ...................................................................................  2
D.           Manfaat Penulisan ................................................................................   2
BAB II MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ...................   3
A.           Kelompok Investigasi (Group Investigation) ......................................   3
B.            TPS (Think Pair Share) .......................................................................   5
BAB III PENUTUP ......................................................................................    7
A.           Kesimpulan .........................................................................................   7
B.            Saran ....................................................................................................  7
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  iii

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dan mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancangan pembelajaran Guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Secara luas, Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multi media, dan bantuan belajar melalui program komputer.
Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
Model-model pembelajaran terdiri dari model belajar kolaboratif (collaborative learning), belajar kuantum (quantum learning), belajar kooperatif (cooperative learning) dan belajar tematik. Di sini lebih membahas kepada belajar kooperatif (cooperative learning).
Pembelajaran kooperatif pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif dapat juga diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, diantaranya: Student Team Achievemen Division (STAD), Jigsaw, Investigasi Kelompok (Group Investigation), TPS (Think Pairs Share), Rotating Trio Exchange, dan Group Resume. Pembelajaran kooperatif yang akan dibahas di sini adalah Investigasi Kelompok (Group Investigation) dan TPS (Think Pare Share).


B.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dari latar belakang di atas, yaitu:
1.             Bagaimana model Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) variasi Investigasi Kelompok (Group Investigation)?
2.             Bagaimana model Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) variasi TPS (Think Pairs Share)?

C.           Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang didapat dari rumusan masalah di atas, yaitu:
1.             Memahami model Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) variasi Investigasi Kelompok (Group Investigation).
2.             Memahami model Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) variasi TPS (Think Pairs Share).

D.           Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini baik untuk penulis maupun pembaca, yaitu:
1.             Agar dapat mengetahui model Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) variasi Investigasi Kelompok (Group Investigation) dan variasi TPS (Think Pairs Share) yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar.
2.             Agar dapat mengaplikasikan di masa yang akan datang.


BAB II
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A.           Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini pertama kali dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang akan dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok.
Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok di sini dapat dibentuk, dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
Model kooperatif tipe investigasi kelompok (group investigation) dengan Sintak, yaitu:
1.             Pengarahan,
2.             Membuat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,
3.             Rencanakan pelaksanaan investigasi,
4.             Tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah).
5.             Pengolahan data penyajian data hasil investigasi,
6.             Presentasi,
7.             Kuis individual,
8.             Buat skor perkembangan siswa,
9.             Umumkan hasil kuis,dan
10.         Berikan reward.

Jadi, metode investigasi kelompok (group investigation) merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil di mana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, dan diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas.





Tabel:
Perbandingan Pendekatan Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan Struktural.
Pendekatan Unsur
Kelompok Penyelidikan
Pendekatan Struktural
Tujuan Kognitif
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan Sosial
Kerja sama dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok dan sosial
Struktur Kelompok
Kelompok belajar homogen dengan 5-6 orang anggota
Bervariasi berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 orang anggota
Pemilihan Topik
Biasanya siswa
Biasanya guru
Tugas Utama
Siswa menyelesaikan inkuiri kelompok
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan baik sosial maupun kognitif
Penilaian
Menyelesaikan proyek dan membuat laporan, dapat menggunakan tes esai
Bervariasi
Pengakuan
Lembar pengakuan dan publikasi lain
Bervariasi
Sharan, dkk. (1984) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase.
1.             Memilih Topik
Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

2.             Perencanaan Kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3.             Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bila diperlukan.

4.             Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan di seluruh kelas.

5.             Presentasi hasil final
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasikan dikoordinasi oleh guru.

6.             Evaluasi
Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dapat dilakukan berupa penilaian individual atau kelompok.


B.            TPS (Think Pair Share)
Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai dengan dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, untuk merespons, dan saling membantu.
Model pembelajaran ini tergolong tipe kooperatif dengan Sintak, dengan tahap:
1.             Guru menyajikan materi klasikal,
2.             Berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs),
3.             Presentasi kelompok (share),
4.             Kuis individual,
5.             Buat skor perkembangan siswa,
6.             Umumkan hasil kuis, dan
7.             Berikan reward.

Metode pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain).
Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan Think Pair Share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah (fase) seperti berikut:
1.              Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pernyataan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

2.             Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

3.             Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Dikutip Arends (1997) disadur Tjokrodiharjo (2003).


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini pertama kali dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv.
 Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok di sini dapat dibentuk, dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
Sharan, dkk. (1984) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase yakni: memilih topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil nilai, dan evaluasi.
Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai dengan dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Guru memilih menggunakan Think Pair Share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah (fase) seperti berikut: berpikir (thinking), berpasangan (pairing), dan berbagi (share).


B.            Saran
Sebagai calon pendidik hendaknya kita memahami kedua metode di atas yakni metode Investigasi Kelompok (Group Investigation) dan TPS (Think Pair Share) agar kita dapat mengefisienkan pembelajaran di kelas dan membuat peserta didik dapat memahami pelajaran yang disampaikan dengan lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Faiq. (2013). Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif untuk Diterapkan Di Kelas Anda. (Online).
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo, Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group


Tidak ada komentar: